Dalam teori konvergensi dikatakan bahwa
lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan individu. Lingkungan
yang paling dekat dan berpengaruh bagi pembentukan perilaku adalah lingkungan
keluarga. Keluarga merupakan tempat yang tepat bagi pembentukan perilaku
seseorang. Didalam lingkungan keluarga dimungkinkan untuk dapat terjadinya interaksi
dengan anggota keluarga yang lain dan antara
anggota keluarga yang satu dengan yang lain mempunyai hubungan yang erat. Hal
ini menimbulkan pengaruh yang mendalam pada perilaku.Contohnya dalam sebuah keluarga yang
terdiri dari: Ayah, Ibu dan Anak. Dalam contoh ini “Ibu” lebih sering berada di
rumah dibandingkan dengan “Ayah”. Dan ini menjadikan “Anak” cenderung lebih
dekat dengan “Ibu” daripada dengan “Ayah”. Ini juga mengakibatkan lebih banyak
perilaku dari “Ibu” yang ditiru anaknya.
Dalam hubungannya dengan perilaku user perpustakaan, keluarga ikut berperan dalm pembentukan perilakunya diperpustakaan. Keluarga yang mempunyai kebiasaan membaca akan menghasilkan pengaruh bagi anak untuk gemar membaca. Sebaliknya jika ada keluarga yang tidak menghargai buku, maka akan mempengaruhi anak untuk tidak menghargai buku. Sudah banyak kasus perilaku penyimpangan pemakai perpustakaan, misalnya menyobek halaman buku, melempar buku dengan sembarangan, melipat halaman buku dan kegiatan lainnya yang sifatnya merusak buku.
Untuk menghindari dan mengurangi sifat penyimpangan seperti ini maka perlu diditekankan pada pemakai perpustakaan akan pentingnya bahan pustaka, dengan mengadakan Pendidikan Pemakai (User Education).
Keadaan yang terjadi disekitar akan berpengaruh pada motivasi yang dimiliki dan akan ikut menentukan tingkah laku ketika diperpustakaan. Misalnya, ada seorang anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, namun dia masih bisa bersekolah sampai tingkat SMA. Karena dia melihat keadaan ekonomi keluarganya yang tidak memungkinkan untuk membiayainya ke perguruan tinggi maka dia belajar dengan tekun agar dia bisa mendapatkan beasiswa dari sekolahnya. Keinginannya untuk mendapatkan beasiswa merupakan salah satu faktor motivasi dia untuk belajar. Ini juga akan ikut menentukan perilakunya ketika berada diperpustakaan. Karena dia merasa membutuhkan buku-buku diperpustakaan untuk menambah ilmu pengetahuannya, maka dia berusaha untuk menggunakan buku dengan sebaik-baiknya. Dia akan berusaha menghindari perusakan buku dan akan selalu rajin datang keperpustakaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang telah dia tempuh, maka akan semakin dia menghargai buku diperpustakaan. Kesadarannya akan pentingnya buku akan lebih besar daripada ketika dia masih berada disekolah SLTP dulu. Semakin tinggi kesadarannya akan pentingnya buku maka akan semakin baik perilakunya diperpustakaan.
Dalam hubungannya dengan perilaku user perpustakaan, keluarga ikut berperan dalm pembentukan perilakunya diperpustakaan. Keluarga yang mempunyai kebiasaan membaca akan menghasilkan pengaruh bagi anak untuk gemar membaca. Sebaliknya jika ada keluarga yang tidak menghargai buku, maka akan mempengaruhi anak untuk tidak menghargai buku. Sudah banyak kasus perilaku penyimpangan pemakai perpustakaan, misalnya menyobek halaman buku, melempar buku dengan sembarangan, melipat halaman buku dan kegiatan lainnya yang sifatnya merusak buku.
Untuk menghindari dan mengurangi sifat penyimpangan seperti ini maka perlu diditekankan pada pemakai perpustakaan akan pentingnya bahan pustaka, dengan mengadakan Pendidikan Pemakai (User Education).
Keadaan yang terjadi disekitar akan berpengaruh pada motivasi yang dimiliki dan akan ikut menentukan tingkah laku ketika diperpustakaan. Misalnya, ada seorang anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, namun dia masih bisa bersekolah sampai tingkat SMA. Karena dia melihat keadaan ekonomi keluarganya yang tidak memungkinkan untuk membiayainya ke perguruan tinggi maka dia belajar dengan tekun agar dia bisa mendapatkan beasiswa dari sekolahnya. Keinginannya untuk mendapatkan beasiswa merupakan salah satu faktor motivasi dia untuk belajar. Ini juga akan ikut menentukan perilakunya ketika berada diperpustakaan. Karena dia merasa membutuhkan buku-buku diperpustakaan untuk menambah ilmu pengetahuannya, maka dia berusaha untuk menggunakan buku dengan sebaik-baiknya. Dia akan berusaha menghindari perusakan buku dan akan selalu rajin datang keperpustakaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang telah dia tempuh, maka akan semakin dia menghargai buku diperpustakaan. Kesadarannya akan pentingnya buku akan lebih besar daripada ketika dia masih berada disekolah SLTP dulu. Semakin tinggi kesadarannya akan pentingnya buku maka akan semakin baik perilakunya diperpustakaan.
SUMBER RUJUKAN:
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta:
Andi, 2002
Komentar